Kamis, 26 Februari 2015

Cerpen “APAKAH INI YANG DINAMAKAN CINTA?”

“APAKAH INI YANG DINAMAKAN CINTA?”

                Pria dengan senyuman manis dengan postur tubuh yang tinggi dan alis yang tebal,sebut saja dia Rio. Pria yang sudah aku kenal lebih dari setengah tahun, dan  Dia adalah kaka kelasku yang sederhana namun dapat menarik perhatianku. Wajahnya memang bukan pahatan seniman kelas dunia atau buatan pabrik yang jelas-jelas sempurna,wajahnya yang sederhana dengan tatapan mata dan senyuman yang mampu membuat hatiku bergetar. Dia yang berlaku manis dalam beberapa peristiwa,telah membuatku jatuh hati. Dari hari ke hari rasa cinta ini tumbuh semakin besar. Namun rasa ini seharusnya tak pernah hadir saat dia masih bersama kekasihnya. tapi aku terlanjur jatuh hati lagi padanya…
        Aku benci dengan CINTA. Dia hadir diwaktu yang tak tepat,tumbuh disaat aku tak berharap. Namun saat CINTA sudah mekar,dia terlihat begitu indah dan menakjubkan. Segalanya seakan dibutakan oleh mekarnya CINTA. Seperti itulah yang aku rasakan kini. Rasa cintaku pada rio yang sempat lenyap dari hati ini,kini hadir kembali mewarnai hidupku dan tidak lupa dengan memberi goresan-goresan kecil dihatiku.
        Untuk pertama kalinya aku berjuang karna cinta. Biasanya aku hanya membiarkan cinta itu pergi dan hanya mengagumi dari jauh. Ada seseorang yang berkata padaku “kalo kamu sayang sama seseorang,perjuangin dia” dan aku melakukan hal itu pada pria yang bernama Rio. Aku mulai memperjuangkan-Nya walau aku tahu dia masih bersama kekasihnya. tapi aku tak berani memulai obrolan dengan-Nya lewat jejaring social,aku tak punya cukup banyak nyali akan hal itu. Pasti selalu dia yang mulai membuka obrolan singkat yang terkadang mampu membuatku tersenyum sendiri.
        Waktu berjalan terasa begitu cepat,dia yang mulai jujur mengungkapkan perasaan-Nya kalau dia juga mulai menaruh rasa padaku,dan pada-Nya. Aku merasa senang tapi terselip kesedihan,karna aku sadar aku dalam posisi yang salah. Aku seperti sedang bertukar peran dengan kekasih-Nya yang dulu sempat memalingkan wajah Rio dariku. Terkadang terlintas dari pikiranku bahwa aku terlalu jahat akan hal ini,bahkan dalam benakku sempat terlintas beberapa kali ingin mundur dan melepaskan-Nya saja. Tapi dia seakan menahanku untuk tidak pergi dan memintaku untuk bertahan. Dan aku berfikir aku sudah terlalu jauh melangkah untuk memperjuangkan-Nya,dan aku tak ingin melepaskan-Nya begitu saja.
        Rio.. yaa hanya dia pria yang membuatku terjebak dalam permainan yang menurutku rumit yang kusebut CINTA. Dia yang mampu membuat wajahku terhias oleh senyuman yang mengembang,dan dia juga yang mampu membuat hatiku menangis. Aku tak pernah tahu apa alasanku mencintai-Nya dan memperjuangkan-Nya sedalam  ini?! Tapi yang aku tahu aku suka semua hal tentang diri-Nya yang tak pernah orang lain lihat! Tapi untuk mencintai seseorang tak harus selalu memiliki sebuah alasan bukan? …
        Hubungan kami terus berlanjut tanpa status yang jelas. Hingga akhirnya tepat pada tanggal 03 agustus 2014,rio menyatakan cinta padaku dan memintaku untuk kembali menjadi kekasihnya lagi. Dia berbicara begitu manis dalam telpon dimalam hari. Ucapan-Nya meyakinkanku kalau dia akan seutuhnya padaku. Membuat hatiku luluh seketika,tak memikirkan bagaimana posisiku saat ini yang menjadi kekasih keduanya. Aku hanya berfikir bahwa kami saling mencintai,walau cinta dia masih terbagi dua. Dan kini menjadi tugasku untuk memalingkan rio seutuhnya padaku lagi,membawanya dalam pelukanku. Tak lama semenjak kami berpacaran,ternyata kekasih pertamanya yang bernama Riska memutuskan rio,dan aku berhasil memiliki rio seutuhnya.
        Dia selalu berlaku manis pada setiap momen,yang selalu membuatku bahagia. Namun tidak saat dia bercerita kalau Riska masih sering mengirimi pesan singkat hanya sekedar untuk perhatian lagi kepada rio. Saat itu aku mulai ketakutan,sangat amat begitu ketakutan. Aku takut rio akan luluh lagi terhadap sikap manisnya Riska. Aku selalu berusaha untuk mempertahankan rio. Tapi nyatanya aku gagal,ketika ku tahu kalau rio diam-diam kembali dalam pelukan Riska tanpa memberitahuku. Hingga akhirnya aku mengetahui sendiri. Jika kau bertanya apakah aku kecewa? Yaa.. aku begitu kecewa padamu,hatiku begitu sesak saat kamu jujur kalau kamu memang benar kembali dalam pelukan-Nya. Aku terdiam seribu bahasa,karna aku tak tahu apa yang harus aku ucapkan lagi padamu,susah untuk ku percaya pada semua omonganmu. Aku pura-pura terlihat baik didepanmu. Menjawab setiap pertanyaan yang kau lemparkan padaku dengan kebohongan. Aku menjawab seolah aku baik-baik saja,tak ada satupun luka yang tergores. Dan kamu harus tahu kalau semua itu bohong!!
        Aku tetap membiarkanmu bermain dalam dua perasaan wanita yang begitu rapuh. Tapi hatiku tidak bisa terus seperti ini,hingga akhirnya aku menyuruhmu memilih antara aku atau Riska. Kau-pun tidak menjawab,selalu saja mengulur waktu untuk memilih. Kamu terlalu serakah untuk memiliki dua hati wanita yang kamu sayangi. Mungkin Riska tidak tahu. Tapi bagaimana dengan aku? Aku tahu semua dari awal hingga akhir. Pantaskah jika aku sebut kalau aku adalah wanita yang paling terluka diantara kisah cinta kita? …
            Ku ikhlaskan hati ini melepaskannya untuk yang kedua kalinya. Hati ini tentu hancur berkeping-keping. Air mata ini mengalir begitu saja tanpa ku sadari. Aku terjebak dalam situasi dimana diri ini terlalu lelah jika harus tetap bertahan denganmu, dan terlalu sakit jika aku harus melepaskanmu. Tapi aku percaya tuhan akan menyihir kisah cintaku menjadi luar biasa. Tapi aku tetap tak bisa membohongi diri ini kalau aku masih menyayangimu sampai saat ini, bahkan rasa itu tetap sama tak pernah berkurang.
        Melihatmu bahagia dengan-Nya, melihatmu berdua tertawa bersama. Entah mengapa aku menangis, tak tahu apakah air mata ini adalah air mata cemburu atau air mata bahagia?. Dirimu sudah menenggelamkanku dalam cinta yang begitu murni dan tulus, sulit untukku kembali naik keatas permukaan laut.
        Andai saja kau tahu aku tak pernah beranjak pergi, aku selalu berdiri ditempat yang sama, dimana disaat kau melepaskan genggaman tanganmu terkahir kalinya. Andai saja kau tahu, aku selalu memperhatikanmu dari tempat dimana kau tak bisa melihatku. Yaaa kini aku telah menjadi pengagum rahasiamu.. Aku seakan menunggu dirimu disini, hati kecilku meyakini diriku bahwa kau akan kembali padaku. Aku seperti orang bodoh yang menutup hatiku untuk siapapun, dan tetap menjaga hati ini untukmu. Membiarkan diriku terluka karna cintamu, apakah ini sama dengan cinta?.
Ada sebuah quote yang mengatakan “mungkin benar, obat untuk hati yang terluka adalah orang yang telah melukai hati itu sendiri”. Awalnya aku tak percaya tentang quote itu, namun dirimu membuatku percaya. Dirimulah yang menjadi obatku ketika aku terluka untuk yang pertama kalinya karnamu. Dan apakah mungkin dirimu lagi yang akan menjadi obat lukaku kini yang disebabkan olehmu untuk yang kedua kalinya?
Dan apakah ini yang dinamakan Cinta, yang harus merelakan-Nya untuk menjadi milik orang lain serta turut bahagia ketika melihatnya bahagia pula?. Apakah ini yang dinamakan cinta, Yang harus membohongi diri sendiri ketika kita berkata pada publik “iam fine. I am really fine. Everything will be alright”?. Apakah ini yang dinamakan cinta, Ketika harus membiarkan hati ini tercabik-cabik saat melihatnya?. aku harap tidak :')