“APAKAH INI
YANG DINAMAKAN CINTA?”
Pria dengan senyuman manis dengan postur tubuh yang
tinggi dan alis yang tebal,sebut saja dia Rio. Pria yang sudah aku kenal lebih
dari setengah tahun, dan
Dia adalah kaka kelasku yang sederhana
namun dapat menarik perhatianku. Wajahnya memang bukan pahatan seniman kelas
dunia atau buatan pabrik yang jelas-jelas sempurna,wajahnya yang sederhana
dengan tatapan mata dan senyuman yang mampu membuat hatiku bergetar. Dia yang
berlaku manis dalam beberapa peristiwa,telah membuatku jatuh hati. Dari hari ke
hari rasa cinta ini tumbuh semakin besar. Namun rasa ini seharusnya tak pernah
hadir saat dia masih bersama kekasihnya. tapi aku terlanjur jatuh hati lagi padanya…
Aku benci dengan CINTA. Dia hadir diwaktu yang tak tepat,tumbuh
disaat aku tak berharap. Namun saat CINTA sudah mekar,dia terlihat begitu indah
dan menakjubkan. Segalanya seakan dibutakan oleh mekarnya CINTA. Seperti itulah
yang aku rasakan kini. Rasa cintaku pada rio yang sempat lenyap dari hati
ini,kini hadir kembali mewarnai hidupku dan tidak lupa dengan memberi goresan-goresan
kecil dihatiku.
Untuk pertama kalinya aku berjuang karna cinta. Biasanya aku
hanya membiarkan cinta itu pergi dan hanya mengagumi dari jauh. Ada seseorang
yang berkata padaku “kalo kamu sayang sama seseorang,perjuangin dia” dan aku
melakukan hal itu pada pria yang bernama Rio. Aku mulai memperjuangkan-Nya
walau aku tahu dia masih bersama kekasihnya. tapi aku tak berani memulai
obrolan dengan-Nya lewat jejaring social,aku tak punya cukup banyak nyali akan
hal itu. Pasti selalu dia yang mulai membuka obrolan singkat yang terkadang
mampu membuatku tersenyum sendiri.
Waktu berjalan terasa begitu cepat,dia yang mulai jujur mengungkapkan
perasaan-Nya kalau dia juga mulai menaruh rasa padaku,dan pada-Nya. Aku merasa
senang tapi terselip kesedihan,karna aku sadar aku dalam posisi yang salah. Aku
seperti sedang bertukar peran dengan kekasih-Nya yang dulu sempat memalingkan
wajah Rio dariku. Terkadang terlintas dari pikiranku bahwa aku terlalu jahat
akan hal ini,bahkan dalam benakku sempat terlintas beberapa kali ingin mundur
dan melepaskan-Nya saja. Tapi dia seakan menahanku untuk tidak pergi dan
memintaku untuk bertahan. Dan aku berfikir aku sudah terlalu jauh melangkah
untuk memperjuangkan-Nya,dan aku tak ingin melepaskan-Nya begitu saja.
Rio.. yaa hanya dia pria yang membuatku terjebak dalam
permainan yang menurutku rumit yang kusebut CINTA. Dia yang mampu membuat wajahku
terhias oleh senyuman yang mengembang,dan dia juga yang mampu membuat hatiku
menangis. Aku tak pernah tahu apa alasanku mencintai-Nya dan memperjuangkan-Nya
sedalam ini?! Tapi yang aku tahu aku
suka semua hal tentang diri-Nya yang tak pernah orang lain lihat! Tapi untuk
mencintai seseorang tak harus selalu memiliki sebuah alasan bukan? …
Hubungan kami terus berlanjut tanpa status yang jelas. Hingga
akhirnya tepat pada tanggal 03 agustus 2014,rio menyatakan cinta padaku dan
memintaku untuk kembali menjadi kekasihnya lagi. Dia berbicara begitu manis
dalam telpon dimalam hari. Ucapan-Nya meyakinkanku kalau dia akan seutuhnya
padaku. Membuat hatiku luluh seketika,tak memikirkan bagaimana posisiku saat
ini yang menjadi kekasih keduanya. Aku hanya berfikir bahwa kami saling
mencintai,walau cinta dia masih terbagi dua. Dan kini menjadi tugasku untuk
memalingkan rio seutuhnya padaku lagi,membawanya dalam pelukanku. Tak lama
semenjak kami berpacaran,ternyata kekasih pertamanya yang bernama Riska
memutuskan rio,dan aku berhasil memiliki rio seutuhnya.
Dia selalu berlaku manis pada setiap momen,yang selalu
membuatku bahagia. Namun tidak saat dia bercerita kalau Riska masih sering
mengirimi pesan singkat hanya sekedar untuk perhatian lagi kepada rio. Saat itu
aku mulai ketakutan,sangat amat begitu ketakutan. Aku takut rio akan luluh lagi
terhadap sikap manisnya Riska. Aku selalu berusaha untuk mempertahankan rio.
Tapi nyatanya aku gagal,ketika ku tahu kalau rio diam-diam kembali dalam
pelukan Riska tanpa memberitahuku. Hingga akhirnya aku mengetahui sendiri. Jika
kau bertanya apakah aku kecewa? Yaa.. aku begitu kecewa padamu,hatiku begitu
sesak saat kamu jujur kalau kamu memang benar kembali dalam pelukan-Nya. Aku
terdiam seribu bahasa,karna aku tak tahu apa yang harus aku ucapkan lagi
padamu,susah untuk ku percaya pada semua omonganmu. Aku pura-pura terlihat baik
didepanmu. Menjawab setiap pertanyaan yang kau lemparkan padaku dengan
kebohongan. Aku menjawab seolah aku baik-baik saja,tak ada satupun luka yang
tergores. Dan kamu harus tahu kalau semua itu bohong!!
Aku tetap membiarkanmu bermain dalam dua perasaan wanita yang
begitu rapuh. Tapi hatiku tidak bisa terus seperti ini,hingga akhirnya aku
menyuruhmu memilih antara aku atau Riska. Kau-pun tidak menjawab,selalu saja mengulur
waktu untuk memilih. Kamu terlalu serakah untuk memiliki dua hati wanita yang
kamu sayangi. Mungkin Riska tidak tahu. Tapi bagaimana dengan aku? Aku tahu
semua dari awal hingga akhir. Pantaskah jika aku sebut kalau aku adalah wanita
yang paling terluka diantara kisah cinta kita? …
Ku ikhlaskan hati ini melepaskannya untuk
yang kedua kalinya. Hati ini tentu hancur berkeping-keping. Air mata ini
mengalir begitu saja tanpa ku sadari. Aku terjebak dalam situasi dimana diri
ini terlalu lelah jika harus tetap bertahan denganmu, dan terlalu sakit jika
aku harus melepaskanmu. Tapi aku percaya tuhan akan menyihir kisah cintaku
menjadi luar biasa. Tapi aku tetap tak bisa membohongi diri ini kalau aku masih
menyayangimu sampai saat ini, bahkan rasa itu tetap sama tak pernah berkurang.
Melihatmu bahagia dengan-Nya, melihatmu
berdua tertawa bersama. Entah mengapa aku menangis, tak tahu apakah air mata
ini adalah air mata cemburu atau air mata bahagia?. Dirimu sudah
menenggelamkanku dalam cinta yang begitu murni dan tulus, sulit untukku kembali
naik keatas permukaan laut.
Andai saja kau tahu aku tak pernah
beranjak pergi, aku selalu berdiri ditempat yang sama, dimana disaat kau
melepaskan genggaman tanganmu terkahir kalinya. Andai saja kau tahu, aku selalu
memperhatikanmu dari tempat dimana kau tak bisa melihatku. Yaaa kini aku telah
menjadi pengagum rahasiamu.. Aku seakan menunggu dirimu disini, hati kecilku
meyakini diriku bahwa kau akan kembali padaku. Aku seperti orang bodoh yang
menutup hatiku untuk siapapun, dan tetap menjaga hati ini untukmu. Membiarkan diriku
terluka karna cintamu, apakah ini sama dengan cinta?.
Ada sebuah quote yang mengatakan “mungkin benar, obat
untuk hati yang terluka adalah orang yang telah melukai hati itu sendiri”. Awalnya
aku tak percaya tentang quote itu, namun dirimu membuatku percaya. Dirimulah
yang menjadi obatku ketika aku terluka untuk yang pertama kalinya karnamu. Dan apakah
mungkin dirimu lagi yang akan menjadi obat lukaku kini yang disebabkan olehmu
untuk yang kedua kalinya?
Dan apakah ini yang dinamakan Cinta, yang harus
merelakan-Nya untuk menjadi milik orang lain serta turut bahagia ketika
melihatnya bahagia pula?. Apakah ini yang dinamakan cinta, Yang harus
membohongi diri sendiri ketika kita berkata pada publik “iam fine. I am really
fine. Everything will be alright”?. Apakah ini yang dinamakan cinta, Ketika harus
membiarkan hati ini tercabik-cabik saat melihatnya?. aku harap tidak :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar